Dalam dunia yang seringkali disebut dunia fana, manusia selalu mencari pelarian akan dirinya, ketakutan akan ketidak-abadian membuat kita seringkali mempercayai sesuatu agar perasaan terasingkan didunia fana ini dapat terselesaikan. Ilmu pengetahuan salah satu jalan keluarnya, kemungkinan besar yang ada dibenak kalian sekarang adalah fisika, matematika, geografi dan banyak lagi.
Namun, tahukah kalian bahwa ada sebuah ilmu pengetahuan yang tidak dapat kita indrakan yang artinya tidak dapat kita lihat, tidak dapat kita sentuh, cium, dan lainnya. Dalam filsafat ini disebut sebagai “Metafisika”
Metafisika(meta ta physica) berasal dari dua kata yaitu, meta yang berarti selain, sesudah dan fisika yang berarti alam semesta maka dengan ini metafisika dapat kita artikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari sesuatu yang dibalik alam semesta ini.
Jika kita selama ini belajar kalau sejarah menggunakan alat “waktu” sebagai unsur utamanya atau kita belajar geografi yang menggunakan “ruang” sebagai unsur utamanya, maka apa yang menjadi unsur utama Metafisika jawaban yang bisa saya beri adalah, orang-orang yang menggeluti metafisika tidak memiliki unsur nyata seperti yang kita lihat di paragraf kedua. Perbedaan jelas antara orang-orang yang menggeluti ilmu indera adalah mereka menggunakan fakta-fakta berdasarkan pengalaman (empiris) , sedangkan metafisika tidak memiliki batasan-batasan tersebut dalam ilmunya.
Kita sampai pada subjek maka apa yang menjadi pembahasan metafisika?metafisika mempelajari sesuatu yang kekal, abadi, absolute, yang dalam agama terkadang disebut “Tuhan” beberapa filsuf mencoba bertanya, apa manusia benar ada? Bahwa manusia tidak hanya ilusi? Bagaimana jika semisal selama ini kita hanya bermimpi? Pertanyaan-pertanyaan pada abad ke-15 ini dijawab oleh Descrates yang kapan-kapan akan saya bahas.
Sekarang kita tahu bahwa ada ilmu yang mencoba memecahkan misteri-misteri dunia yang oleh Arioteles disebut ‘filsafat pertama’ tidak lain adalah metafisika
kesimpulan yang dapat saya berikan bahwa, metafisika pada akhirnya adalah ilmu yang membahas sesuatu yang mendasar dari suatu objek/benda seperti, apa itu ada? apakah pikiran dan badan adalah sesuatu yang terpisah? dan sebagainya dengan berbagai mekanisme yang ada
Sebagai tambahan dari bapak Voltaire yang bijaksana ini yang hidup pada abad ke-16, dia berpendapat bahwa:
“metafisika mendasari romansa pikiran dan lebih menghibur daripada geometri, dimana kita melalui masalah hitung dan pengukuran terus-menerus, sementara dalam metafisika kita bermimpi secara menyenangkan”